Hukum Keseimbangan Hardy-Weinberg (Hardy-Weinberg Equilibrium), dirumuskan hampir bersamaan tetapi secara independen oleh Godfrey Hardy, seorang ahli matematika dari Inggris, dan Wilhem Weinberg, seorang dokter dari Jerman.
Hukum
Hardy-Weinberg menjelaskan adanya keseimbangan matematis untuk setiap populasi, dimana persentase gamet-gamet A dan a harus 100 % untuk memperhitungkan semua gamet dalam pusat gen. Misal dalam palung gen, frekuensi alel A=0,7 berarti 70% gamet mengandung alel A dan frekuensi alel a=0,3 yang artinya 30% gamet mengandung alel a. Frekuensi alel dinyatakan dengan bilangan desimal.
Frekuensi satu alel dinyatakan p dan
frekuensi alel lainnya q,
sehingga p + q = 1.
Kombinasi
peluang bagi bertemunya alel tersebut adalah:
Tabel 1. Kombinasi Peluang bagi Bertemunya Alel A dan a
Sehingga frekuensi gen (genotip) adalah (p +
q)2 = p2 +
2pq + q2 = 1
Untuk menggunakan rumus tersebut dalam menghitung frekuensi genotip, perlu diketahui dahulu frekuensi alel-nya. Misalnya, frekuensi alel A=0,7 dan frekuensi alel a=0,3. Maka frekuensi genotip populasi tersebut adalah:
AA (dominan homozigot) = p2 = (0,7)2 = 0,49
Aa (heterozigot) = 2pq = 2 (0,7)(0,3) = 0,42
aa (resesif homozigot) = q2 = (0,3)2 = 0,09 +
1,00
Frekuensi alel (p+q) harus sama dengan 1. Demikian halnya dengan frekuensi genotip (p2 + 2pq + q2) juga harus sama dengan 1.
Menurut Andersen (1993), keseimbangan
frekuensi gen AA, Aa dan aa akan tercapai atau frekuensi gen akan tetap
(konstan) apabila syarat-syarat terpenuh:
- Populasi cukup besar
- Tidak terjadi hayutan genetik (migrasi)
- Tidak terjadi mutasi atau terjadi keseimbangan mutasi
- Reproduksi berlangsung secara acak
- Tidak terjadi seleksi alam
Penerapan Rumus Hardy-Weinberg pada Pewarisan Autosomal
Contoh pewarisan autosomal resesif adalah albinisme, kretinisme, dan fenilketonuria. Sedangkan contoh pewarisan autosomal dominan adalah katarak, lesung pipi, dan rambut keriting.
Albino ditentukan oleh alel resesif a pada keadaan homozigot, sedangkan fenotip normal ditentukan oleh alel dominan A.
Suatu populasi terdiri atas 80 orang normal dan 20 orang albino. Tentukan:
a. Frekuensi alel A dan a.
b. Frekuensi genotip AA, Aa, dan aa.
c. Berapakah diantara mereka yang diharapkan normal homozigotik?
d. Berapa persen diantara mereka yang normal heterozigotik?
Catatan: hitunglah terlebih dahulu frekuensi alel yang hanya menentukan 1 sifat (fenotip), dalam hal ini adalah alel resesif a (q).Jawab:
Dik. normal = 80 orang
albino = 20 orang +
populasi = 100 orang
Dit. a. Frekuensi alel A dan a
b. Frekuensi genotip AA, Aa, dan aa
c. Jumlah orang yang normal homozigotik
d. Persentase normal heterozigotik
Peny.
(a) frekuensi alel A dan a
resesif = a = q
q2 = jumlah populasi albino = 20 = 0,2
populasi total 100
q = √0,2 = 0,45
p+q=1
p = 1 - q = 1 - 0,45 = 0,55
jadi, frekuensi alel A = 0,55 dan frekuensi alel a = 0,45.
(b) frekuensi genotip AA, Aa, dan aa
p2 + 2pq + q2 = 1
frekuensi genotip AA = p2 = (0,55)2 = 0,30
frekuensi genotip Aa = 2pq = 2 (0,55)(0,45) = 0,50
frekuensi genotip aa = q2 = (0,45)2 = 0,20
jadi, frekuensi genotip AA = 0,30; frekuensi genotip Aa = 0,50, dan frekuensi genotip aa = 0,20.
(c) jumlah normal homozigotik
jumlah yang normal homozigotik = p2 x populasi total = 0,30 x 100 = 30
jadi, jumlah yang normal homozigotik adalah 30 orang.
(d) persentase normal heterozigotik
persentase normal heterozigotik = 2pq x 100% = 0,50 x 100% = 50%
jadi, persentase yang normal heterozigotik adalah 50%.
Penerapan Rumus Hardy-Weinberg pada Pewarisan Alel Ganda
Rumus p2 + 2pq + q2 = 1 hanya dapat diterapkan
pada pewarisan yang ditentukan oleh 2 alel. Pada pewarisan sifat yg ditentukan
oleh banyak alel, maka dalam persamaan harus ditambahkan lebih banyak simbol.
Misalnya pada golongan darah ABO, dikenal 3 alel, yaitu IA, IB, IO, maka persamaan
berubah menjadi:
Frekuensi alel: p + q + r = 1
dimana p = alel IAq = alel IB
r = alel IO
dimana p2 = Frekuensi genotip IAIA (golongan darah A homozigot)
2pr = Frekuensi genotip IAIO (golongan darah A heterozigot)
q2 = Frekuensi genotip IBIB (golongan darah B homozigot)
2qr = Frekuensi genotip IBIO (golongan darah B heterozigot)
r2 = Frekuensi genotip IOIO (golongan darah O)
2pq = Frekuensi genotip IAIB (golongan darah AB)
Contoh soal:
Dari 1000 orang yang menetap di Palopo, diketahui 500 orang bergolongan darah O, 250 orang bergolongan darah A, 200 orang bergolongan darah B, dan 50 orang bergolongan darah AB. Hitunglah:
a. Frekuensi alel IA, IB, dan IO
b. Frekuensi genotip IAIA, IBIO, IOIO, IAIB
c. Berapakah diantara mereka yang bergolongan darah A heterozigot dan B homozigot?
Catatan: hitunglah terlebih dahulu frekuensi alel yang hanya menentukan 1 sifat (fenotip), dalam hal ini adalah alel IO (r).Jawab:
Dik. Golda O = 500 orang
Golda A = 250 orang
Golda B = 200 orang
Golda AB= 50 orang +
populasi = 1000 orang
Dit. a. Frekuensi alel IA, IB, dan IO
b. Frekuensi genotip IAIA, IBIO, IOIO, dan IAIB
c. Jumlah orang yang bergolongan darah A heterozigot dan B homozigot
Peny.
(a) frekuensi alel IA, IB, dan IO
alel IO = r
r2 = jumlah orang bergolongan darah O = 500 = 0,5
populasi total 1000
r = √0,5 = 0,71
(p + r)2 = jumlah orang bergolongan darah A + O = 250 +500 = 0,75
populasi total 1000
p + r = √0,75 = 0,87
p = (p + r) - r = 0,87 - 0,71 = 0,16
p + q + r = 1
q = 1 - (p + r) = 1 - (0,87) = 0,13
q dapat juga dihitung dengan cara:
(q + r)2 = jumlah orang bergolongan darah B + O = 200 +500 = 0,7
populasi total 1000
q + r = √0,7 = 0,84
q = (q + r) - r = 0,84 - 0,71 = 0,13
p + q + r = 1
p = 1 - (q + r) = 1 - (0,84) = 0,16
jadi, frekuensi alel IA = 0,16, Frekuensi alel IB = 0,13, dan frekuensi alel IO = 0,71.
(b) frekuensi genotip IAIA, IBIO, IOIO, dan IAIB
p2 + 2pr + q2 + 2qr + 2pq + r2 = 1
frekuensi genotip IAIA = p2 = (0,16)2 = 0,03
frekuensi genotip IBIO = 2qr = 2 (0,13)(0,71) = 0,18
frekuensi genotip IOIO = r2 = (0,71)2 = 0,50
frekuensi genotip IAIB = 2pq = 2 (0,16)(0,13) = 0,04
jadi, frekuensi genotip IAIA = 0,03; frekuensi genotip IBIO = 0,18, frekuensi genotip IOIO = 0,50, dan frekuensi genotip IAIB = 0,04.
(c) jumlah orang yang bergolongan darah A heterozigot dan B homozigot
jumlah yang bergolongan darah A heterozigot = 2pr x populasi total
= 2 (0,16) (0,71) x 1000
= 0,23 x 1000
= 230jumlah yang bergolongan darah B homozigot = q2x populasi total
= (0,13)2 x 1000
= 0,02 x 1000
= 20jadi, jumlah yang bergolongan darah A heterozigot adalah 230 orang dan jumlah yang bergolongan darah B homozigot adalah 20 orang.
Penerapan Rumus Hardy-Weinberg pada Pewarisan Terangkai Kromosom Kelamin (kromosom Sex)
Terangkai Kromosom X
Telah kita ketahui bahwa pada manusia dan beberapa spesies organisme
lainnya dikenal adanya jenis kelamin homogametik (XX) dan heterogametik
(XY). Pada jenis kelamin homogametik hubungan matematika antara
frekuensi alel yang terdapat pada kromosom X (rangkai X) dan frekuensi
genotipenya mengikuti formula seperti pada autosom (frekuensi alel= p+q=1, frekuensi genotip=p2+2pq+q2=1). Namun, pada jenis
kelamin heterogametik formula tersebut tidak berlaku karena frekuensi
alel rangkai X benar-benar sama dengan frekuensi genotipe (frekuensi alel=p+q=1, frekuensi genotip=p+q=1), karena pada jenis
kelamin ini tiap individu hanya membawa sebuah alel untuk masing-masing
lokus pada kromosom X-nya.
alel A dan a yang terangkai pada kromosom X
untuk ♂ = XAY + XaY
(p + q)
untuk ♀ = XAXA + XAXa + XaXa
(p2 + 2pq + q2)
Sehingga kemungkinan genotipe untuk setiap alel adalah:
alel A = XAXA, XAXa, XAY
alel a = XaXa, XAXa, XaY
Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk alel A, individu homogametik (♀) memberi kontribusi sebanyak 2 dari 3 bagian karena memiliki 2 kromosom X, sedangkan individu heterogametik (♂) hanya berkontribusi sebanyak 1 bagian karena hanya memiliki 1 kromosom X. Demikian halnya untuk alel a. Sehingga untuk menghitung frekuensi alel total pada populasi tersebut digunakan rumus:
A = p = 1/3 (p♂) +
2/3 (p♀)
a = q = 1/3 (q♂) + 2/3 (q♀)
Apabila ♀ disimbolkan sebagai m dan ♂ disimbolkan sebagai t, maka persamaan tersebut dapat ditulis:
A = p = 2/3 pm + 1/3 pt atau 1/3 (2 pm + pt)
Dimana:
pm = frekuensi alel A pada individu homogametik
qm = frekuensi alel a pada individu homogametik
pt = frekuensi alel A pada individu heterogametik
qt = frekuensi alel a
pada individu heterogametikContoh pewarisan yang terkait kromosom X yang bersifat dominan adalah gigi cokelat dan mudah rusak. Sedangkan contoh pewarisan yang terkait kromosom X yang bersifat resesif adalah anodontia, hemofilia, butawarna, dan warna bulu/rambut pada kucing.
Contoh soal (1):
Buta warna adalah salah satu kelainan penyakit yang terangkai pada kromosom X, dimana genotip normal ditentukan oleh alel dominan CB dan buta warna ditentukan oleh alel resesif cb.
Pada suatu populasi yang berjumlah 1000 orang, diketahui 200 laki-laki menderita buta warna, 400 laki-laki normal, 150 perempuan buta warna, dan 250 perempuan normal. Hitunglah:
a. Frekuensi alel CB dan cb pada populasi perempuan.
b. Frekuensi alel CB dan cb pada populasi laki-laki.
c. Frekuensi alel CB dan cb pada populasi total.
Catatan: hitunglah terlebih dahulu frekuensi alel yang hanya menentukan 1 sifat (fenotip), dalam hal ini adalah alel cb (q) untuk setiap jenis kelamin.Jawab:
Dik. laki-laki buta warna = 200 orang perempuan buta warna = 150 orang
laki-laki normal = 400 orang + perempuan normal = 250 orang +
populasi laki-laki = 600 orang populasi perempuan = 400 orang
Dit. a. Frekuensi alel CB dan cb pada perempuan
b. Frekuensi alel CB dan cb pada laki-laki
c. Frekuensi alel CB dan cb pada populasi total
Peny.
(a) frekuensi alel CB dan cb pada perempuan
resesif = cb = q
q2 = jumlah perempuan butawarna = 150 = 0,38
populasi perempuan 400
q = √0,38 = 0,62
p+q=1
p = 1 - q = 1 - 0,62 = 0,38
jadi, frekuensi alel CB pada perempuan = 0,38 dan frekuensi alel cb = 0,62.
(b) frekuensi alel CB dan cb pada laki-laki
resesif = cb = q
q2 = jumlah laki-laki butawarna = 200 = 0,33
populasi laki-laki 600
q = √0,33 = 0,57
p+q=1
p = 1 - q = 1 - 0,57 = 0,43
jadi, frekuensi alel CB pada laki-laki = 0,43 dan frekuensi alel cb = 0,57.
(c) frekuensi alel CB dan cb pada populasi total
pm = 0,38 pt = 0,43
qm = 0,62 qt = 0,57
alel CB = p = 2/3 pm + 1/3 pt
p = 2/3 (0,38) + 1/3 (0,43)
= 0,25 + 0,14
= 0,39
alel cb = q = 2/3 qm + 1/3 qt
q = 2/3 (0,62) + 1/3 (0,57)
= 0,42 + 0,19
= 0,61
Pembuktian: frekuensi alel total harus sama dengan satu, jadi p+q=1 adalah 0,39+0,61=1.
jadi, frekuensi alel CB pada populasi total = 0,39 dan frekuensi alel cb = 0,61.
Contoh soal (2):
Pada suatu populasi yang berjumlah 700 orang, diketahui 50 laki-laki menderita buta warna, 250 laki-laki normal, 100 perempuan buta warna, dan 300 perempuan normal. Hitunglah:
a. Frekuensi genotip XCBY dan XcbY pada populasi laki-laki.
b. Frekuensi genotip XCBXCB, XCBXcb, dan XcbXcb pada populasi perempuan.
Catatan:
- untuk mengetahui frekuensi genotip, perlu diketahui frekuensi alel terlebih dahulu.
Jawab:
- hitunglah terlebih dahulu frekuensi alel yang hanya menentukan 1 sifat (fenotip), dalam hal ini adalah alel cb (q) untuk setiap jenis kelamin.
Dik. laki-laki buta warna = 50 orang perempuan buta warna = 100 orang
laki-laki normal = 250 orang + perempuan normal = 300 orang +
populasi laki-laki = 300 orang populasi perempuan = 400 orang
Dit. a. Frekuensi genotip XCBY dan XcbY pada populasi laki-laki
b. Frekuensi genotip XCBXCB, XCBXcb, dan XcbXcb pada populasi perempuan
Peny.
(a) frekuensi genotip XCBY dan XcbY pada laki-laki
Frekuensi alel
resesif = cb = q
q2 = jumlah laki-laki butawarna = 50 = 0,17
populasi laki-laki 300
q = √0,17 = 0,41
p+q=1
p = 1 - q = 1 - 0,41 = 0,59
jadi, frekuensi alel CB pada laki-laki = 0,59 dan frekuensi alel cb = 0,41.
Frekuensi genotip laki-laki
p + q = 1
frekuensi genotip XCBY = p = 0,59
frekuensi genotip XcbY = q = 0,41
jadi, frekuensi genotip XCBY = 0,59; frekuensi genotip XcbY = 0,41.
(b) frekuensi genotip XCBXCB, XCBXcb, dan XcbXcb pada perempuan
Frekuensi alel
resesif = cb = q
q2 = jumlah perempuan butawarna = 100 = 0,25
populasi perempuan 400
q = √0,25 = 0,50
p+q=1
p = 1 - q = 1 - 0,50 = 0,50
jadi, frekuensi alel CB pada perempuan = 0,50 dan frekuensi alel cb = 0,50.
Frekuensi genotip perempuan
p2 + 2pq + q2 = 1
frekuensi genotip XCBXCB = p2 = (0,50)2 = 0,25
frekuensi genotip XCBXcb = 2pq = 2 (0,50)(0,50) = 0,50
frekuensi genotip XcbXcb = q2 = (0,50)2 = 0,25
jadi, frekuensi genotip XCBXCB = 0,25; frekuensi genotip XCBXcb = 0,50, dan frekuensi genotip XcbXcb = 0,25.
Terangkai Kromosom X, yang Karakternya Dipengaruhi oleh Jenis Kelamin Tertentu
Karakter suatu sifat yang terangkai kromosom X dapat berbeda antara individu homogametik (XX) dan heterogametik (XY). Contohnya pada kebotakan dan panjang jari telunjuk. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 2. Karakter Pada Kebotakan
Pada tabel di atas terlihat bahwa karakter botak yang ditentukan oleh alel B bersifat dominan pada laki-laki dan alel lainnya (b) bersifat resesif. Sedangkan pada perempuan alel B bersifat resesif dan alel b bersifat dominan.
Tabel 3. Karakter Pada Panjang Telunjuk
Pada tabel 3 di atas juga terlihat bahwa alel T bersifat dominan pada laki-laki dan alel t bersifat resesif. Sedangkan pada perempuan alel T bersifat resesif dan alel t bersifat dominan.
Pada suatu populasi yang berjumlah 5000 orang, dilakukan pengukuran terhadap panjang jari telunjuk dan jari tengahnya. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh data sebagai berikut:
1000 laki-laki memiliki jari telunjuk yang lebih panjang daripada jari manis
500 laki-laki memiliki jari telunjuk yang lebih pendek daripada jari manis
2000 perempuan memiliki jari telunjuk yang lebih panjang daripada jari manis
1500 perempuan memiliki jari telunjuk yang lebih pendek daripada jari manis
Hitunglah:
a. Frekuensi alel T dan t pada populasi perempuan.
b. Frekuensi alel T dan t pada populasi laki-laki.
c. Frekuensi alel T dan t pada populasi total.
Catatan:
- hitunglah terlebih dahulu frekuensi alel yang hanya menentukan 1 sifat (fenotip), dalam hal ini adalah alel resesif untuk setiap jenis kelamin.
- perhatikan bahwa alel resesif pada laki-laki berbeda dengan alel resesif pada perempuan.
Jawab:
- patokan: alel T = p, dan alel t = q (jangan tertukar).
Dik. laki-laki bertelunjuk pendek = 500 orang
laki-laki bertelunjuk panjang = 1000 orang +
populasi laki-laki = 1500 orang
perempuan bertelunjuk pendek = 1500 orang
perempuan bertelunjuk panjang = 2000 orang +
populasi perempuan = 3500 orang
Dit. a. Frekuensi alel T dan t pada perempuan
b. Frekuensi alel T dan t pada laki-laki
c. Frekuensi alel T dan t pada populasi total
Peny.
(a) frekuensi alel T dan t pada perempuan
resesif = T = p
p2 = jumlah perempuan bertelunjuk pendek = 1500 = 0,43
populasi perempuan 3500
p = √0,43 = 0,66
p+q=1
q = 1 - p = 1 - 0,66 = 0,34
jadi, frekuensi alel T pada perempuan = 0,66 dan frekuensi alel t = 0,34.
(b) frekuensi alel T dan t pada laki-laki
resesif = t = q
q2 = jumlah laki-laki bertelunjuk panjang = 1000 = 0,67
populasi laki-laki 1500
q = √0,67 = 0,82
p+q=1
p = 1 - q = 1 - 0,82 = 0,18
jadi, frekuensi alel T pada laki-laki = 0,18 dan frekuensi alel t = 0,82.
(c) frekuensi alel T dan t pada populasi total
pm = 0,66 pt = 0,18
qm = 0,34 qt = 0,82
alel T = p = 2/3 pm + 1/3 pt
p = 2/3 (0,66) + 1/3 (0,18)
= 0,44 + 0,06
= 0,50
alel cb = q = 2/3 qm + 1/3 qt
q = 2/3 (0,34) + 1/3 (0,82)
= 0,23 + 0,27
= 0,50
Pembuktian: frekuensi alel total harus sama dengan satu, jadi p+q=1, 0,50+0,50=1.jadi, frekuensi alel T pada populasi total = 0,50 dan frekuensi alel t = 0,50.
Terangkai Kromosom Y
alel A dan a yang terangkai pada kromosom Y
untuk ♂ = XYA + XYa
(p + q)
untuk ♀ = XX
Sehingga kemungkinan genotipe untuk setiap alel adalah:
alel A = XYA
alel a = XYa
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada sifat yang terangkai kromosom Y, perempuan tidak memberi pengaruh terhadap frekuensi alel populasi dan hanya laki-laki yang memberi pengaruh, karena perempuan tidak memiliki gamet Y. Oleh karena itu, untuk mengetahui frekuensi alel populasi total cukup dilakukan dengan menghitung frekuensi alel pada laki-laki.
Contoh pewarisan yang terkait pada kromosom Y resesif adalah hypertrichosis (tumbuhnya rambut pada daun telinga) dan tumbuhnya kulit di antara jari-jari.
Menghitung Keseimbangan Frekuensi Alel dan Frekuensi Genotip Suatu Populasi
Untuk mengetahui suatu populasi seimbang atau tidak, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
H2 = 4DR
Dimana, H = heterozigot (2pq)
D = dominan (p2)
R = resesif (q2)
Contoh soal 1:
Frekuensi alel A suatu populasi adalah 0,7 dan frekuensi alel a adalah 0,3. Selidikilah apakah frekuensi alel populasi tersebut seimbang atau tidak.
Catatan: hitunglah terlebih dahulu frekuensi genotip AA (D), Aa (H), dan aa (R).Jawab:
Dik. A = p = 0,7
a = q = 0,3
Dit. Seimbang atau tidak
Peny.
H =2pq = 2 (0,7)(0,3) = 0,42
D = p2 = (0,7)2 = 0,49
R = q2 = (0,3)2 = 0,09
(0,42)2 = 4 (0,49) (0,09)
0,1764 = 0,1764
jadi, frekuensi alel pada populasi tersebut seimbang.
Diketahui frekuensi genotip BB suatu populasi adalah 0,25, frekuensi genotip Bb adalah 0,70, dan frekuensi genotip bb adalah 0,05. Apakah frekuensi genotip populasi tersebut seimbang?
Jawab:
Dik. Bb = H = 2pq = 0,70
BB = D = p2 =0,25
bb = R = q2 = 0,05
Dit. Seimbang atau tidak
Peny.
(0,70)2 = 4 (0,25) (0,05)
0,49 = 0,05
jadi, frekuensi genotip pada populasi tersebut tidak seimbang.
Sumber:
Alang, H. 2011. Bahan Ajar Genetika Populasi. Palopo: Universitas
Cokroaminoto Palopo.
Andersen, M. E. 1993. An Introduction to Population Genetics (Online).
www.zoo.utoronto.ca/able.
Arsal, A. F. 2010. Pola Pewarisan Sifat. Makassar: Departemen Biologi FMIPA
UNM.
Hamid, H. 2009. Genetika Populasi (Online). http://zaifbio.wordpress.com
/2009/11/03/genetika-populasi/.
Idris, R. 2003. Genetika Populasi: Handout Kuliah untuk Mahasiswa Tingkat I
FKUI (Online). Departemen Biologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. http://staff.ui.ac.id/internal/130366410/material/
GenetikaPopulasi.ppt.
Suryo. 2009. Genetika: Untuk Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
8 komentar:
Terima Kasih!! Sangat membantu! :D
terima kasih, sangat membantu mas!
semoga selalu berkah! ^^
sama-sama
buat yang contoh buta warna, saya bingung kenapa q^2 = frekuensi cowo buta warna, pdahal dipernyataan sebelumnya kalau gen terpaut x , maka untuk laki laki baik frekuensi genotip maupun fenotipnya = p+ q = 1... ga ada kuardrat sama skali.. hehe mohon bantuannya
Good job!!
Terus berkarya dan berbagi ya ... :)
Untuk teman (Anonim) yang bertanya tentang buta warna, dalam penerapan Hukum Hardy-Weiberg, perlu diperhatikan apakah yang ingin diketahui "frekuensi alel" atau "frekuensi genotip". Untuk kasus laki-laki buta warna (terangkai kromosom X), maka frekuensi alel dan frekuensi genotip hasilnya adalah sama sehingga
frekuensi alel = frekuensi genotip, yaitu p+q=1.
Dimana p= frekuensi alel dominan (CB)
q= frekuensi alel resesif (cb)
Contoh soal yang diberikan di atas mempertanyakan tentang :"frekuensi alel" CB dan cb pada laki-laki, sehingga untuk menjawabnya perlu dicari terlebih dahulu frekuensi alel resesifnya (cb atau q) dengan rumus:
q^2 = jumlah laki-laki butawarna/populasi laki-laki
setelah nilai q diperoleh, selanjutnya dihitung pula frekuensi alel dominan (CB atau p) dengan rumus p=1-q
Penggunaan formula p^2+2pq+q^2=1 (untuk perempuan, homogametik) dan formula p+q=1 (untuk laki-laki, heterogametik) akan terlihat apabila soalnya mempertanyakan "frekuensi genotip". Kebetulan, dalam contoh soal tersebut tidak mempertanyakan tentang "frekuensi genotip", dan hanya mempertanyakan "frekuensi alel".
Demikian penjelasannya. Semoga maksudnya tersampaikan dan terima kasih atas pertanyaannya. Saya akan coba menambahkan 1 contoh soal lagi yang mempertanyakan tentang frekuensi genotip agar tidak membingungkan dan menjadi lebih mudah dipahami perbedaannya.
:)
Terima kasih atas tanggapannya, teman-teman....
Mohon maaf very slow respon. :D
Posting Komentar